Ok, sebuah sistem. Kali ini Kita akan membicarakan bagaimana caranya untuk bertrading berulang kali dan berjalan dalam profit yang konsisten dari hari ke hari. Dalam trading, mereka yang mengalami profit sudah pasti akan kembali untuk membuka trading lainnya guna memperoleh profit yang lebih besar lagi. Ada orang-orang yang Saya temui yang mengatakan bahwa kalau sudah profit sekian persen dalam forex maka dia akan segera mengakhiri tradingnya dan merasa puas cukup dengan profit itu saja. Saya pribadi tidak sepenuhnya percaya dengan perkataan seperti itu. Pasalnya jika Kita mengalami profit pastilah Kita akan kembali untuk mengulangi profit yang sama bukan? Wong loss saja banyak yang kembali untuk mencoba trading lagi (karena penasaran) apalagi profit?
Persoalannya jika dalam trading pertama kita profit, belum
tentu kita mampu melakukannya untuk yang kedua kalinya. Bukankah tujuan
kita bermain forex adalah profit, dan tetap menjaga konsistensi profit
kita? Nah untuk itu Anda membutuhkan sebuah sistem trading yang mampu
setidaknya membantu trading Anda memperoleh profit secara konsisten. Itu
sebabnya adalah perlu untuk membuat sebuah trading system.
Sebuah trading system adalah sekumpulan metode trading baik
teknikal maupun fundamental yang mampu menuntun kita melakukan trading
dalam berbagai kondisi market dan tentu saja menghasilkan profit.
Kalau Anda melakukan searching di Google dengan keyword
“forex trading system” maka Anda akan menemukan banyak sekali hasil
pencarian. Banyak diantaranya menawarkan sebuah trading system yang
sempurna dan mampu memberikan Anda profit ratusan points perbulannya!
Dalam dunia forex sistem seperti ini dinamakan “Holy Grail.” Sebuah
istilah yang mengacu pada metode trading yang bila dilaksanakan sesuai
aturannya akan memberikan kita profit dalam setiap keadaan.
Bukankah itu terlihat menarik? Sebuah trading system yang
mampu memberikan profit ratusan points per bulan dan akan menjadi
tambang emas Anda selamanya! Beberapa menawarkan harga ribuan Dollar
untuk trading system model begini. Apa layak untuk dibeli? Bukankah
kalau sudah saya beli maka Saya dapat bertrading dengan sistem tersebut
dan impas setelah beberapa bulan trading?
Hehehehe, satu hal yang Saya pelajari ketika berselancar di
internet dan membaca begitu banyak pengetahuan adalah bagaimana
membedakan sebuah bahasa marketing dengan bahasa informasi. Kebanyakan
bahasa marketing terlihat too good to be true. Dan iklan trading system
seperti itu rasanya too good to be true. Bukankah kalau memang sebuah
trading system menghasilkan, bahkan tanpa harus menjualnya sekalipun si
pencipta mampu menghasilkan ribuan Dollar tiap bulannya? Mengapa harus
repot melayani pembeli jikalau hanya dengan mengikuti sistem ciptaannya
dia sudah mampu menjadi kaya?
Anggaplah sistem tersebut benar, hal tersulit perihal sebuah
trading system adalah bukan bagaimana membuatnya tetapi bagaimana dengan
disiplin kita mengikutinya. Ini bukan perkara yang mudah apa lagi jika
ternyata trading system yang Anda beli mengharuskan Anda bertrading
antara pukul 00.00 – 03.00 setiap hari misalnya. Apa Anda sanggup?
Bangun tengah malah setiap hari dan mencari peluang demi trading system
yang telah Anda beli seharga beberapa ribu Dollar. Itu baru masalah
waktu, belum masalah tetek bengek lainnya seperti innitial margin (modal awal), model trading (swing, day atau scalp) dan lain sebagainya.
Kabar baiknya adalah kita pun bisa membuat trading system
kita sendiri! Dan karena trading system tersebut kita buat sendiri
pastilah sesuai dengan pola dan karakteristik trading kita. Lebih baik
bukan?
Artikel ini akan membantu Anda untuk itu. Membuat trading
system terus terang memang gampang-gampang mudah eh maksudnya
gampang-gampang susah. Terutama masalah back test dan forward testnya.
Maksudnya back test itu adalah mengtes trading kita apakah profit
terhadap pergerakan harga yang selama ini terjadi. Sedangkan forward
test adalah mengetesnya dalam demo account Anda.
Ok kalau begitu mari kita jabarkan satu per satu bagaimana caranya membuat sebuah trading system.
Step 0. Menentukan Tujuan Trading Anda (Trading Objectives)
Keluar rumah harus ada tujuan. Investasi pun harus punya
tujuan. Tapi jangan katakan tujuan Anda dalam bermain forex adalah
profit yang sebesar-besarnya. Tujuan harus realistis dan mempunyai
ukuran yang jelas. Realistis artinya sesuai dengan kemampuan yang kita
miliki saat ini. Jelas artinya harus tertuang dalam angka atau
persentase dan dalam waktu yang tertentu juga. Akan lebih baik lagi bila
berupa target pribadi misalnya mampu membelikan sebuah motor bebek
seharga 12 Juta dalam jangka waktu 8 bulan. Nah itu baru namanya tujuan
yang jelas.
Menentukan tujuan dalam bertrading forex membantu kita untuk
menentukan cara-cara bertrading dan modal yang kita tanamkan. Nah lalu
bagaimana caranya kita menentukan tujuan kita?
Yang pertama perlu Anda ketahui adalah tidak perlu terlalu
muluk-muluk dalam menentukan target Anda. Katakanlah hanya sebesar 10%
setiap bulannya misalnya. Itu sudah cukup baik. Apabila Anda secara
konsisten mencapai 10% tiap bulan selama setahun maka Anda mampu
memperoleh sebanyak 120% yang 12 kali lebih besar dari bunga deposito
tahunan kita! Bila Anda tidak mau menggunakan persentase tetapi sebuah
angka eksak, itu sah-sah saja. Berapa? Misalnya 12 juta selama 8 bulan
seperti contoh motor bebek diatas. Bagi saja 12 juta dengan 8 bulan
sehingga profit bulanan Anda adalah menjadi 1.5 Juta setiap bulannya.
Bagi lagi dengan 20 hari karena pasar forex buka 5 hari dalam seminggu
dan sebulan ada 4 minggu jadi profit harian yang harus Anda capai adalah
75 ribu Rupiah. Itu artinya dengan pembukaan posisi GBPUSD sebanyak 1 lot,
Anda harus mendapatkan profit sebanyak hanya sebesar 9 points setiap
harinya. Angka ini diperoleh dari harga 1 points pergerakan adalah 1$
dan kurs
Rupiah pada saat tulisan ini dibuat adalah Rp 8.600 per Dollarnya.
Tidak terlalu sulit bukan? Nah dengan konsistensi sebanyak 9 points
setiap hari, Anda mampu membelikan sebuah motor bebek bagi istri
tercinta setelah bertrading selama 8 bulan. Bukankah itu cukup
menyenangkan?
Namun ingat akan pelajaran risk
to reward ratio dalam money management class kita beberapa waktu
sebelumnya. Setiap pembukaan posisi berarti juga adalah adanya
kemungkinan rasio rugi yang dapat terjadi. Nah itu pun harus
dipertimbangkan dalam trading kita. Toh dalam kenyataan setiap kali
trading tidak selalu kita memperoleh profit bukan? Dalam 20 hari setiap
bulannya bisa saja kita mengalami 5 hari atau bahkan 10 hari dimana Stop
Loss kita tersentuh sehingga bukan saja profit tidak tercapai tetapi
juga modal kita berkurang.
Kok jadi terasa rumit ya?
Hahaha, jangan khawatir, bukan tujuan Saya untuk mempersulit
Anda. Membuat tujuan trading (trading objectives) memang bisa sangat
rumit jika Anda menghendaki profil target yang sangat detail namun juga
bisa semenyenangkan membangun impian Anda apabila dikerjakan dengan
tepat dan sederhana saja.
Nah kita kembali ke risk to reward ratio. Dalam menentukan trading objectives, Anda juga harus menentukan resiko yang bersedia Anda tanggung per trade
nya. Dalam setiap transaksi, berapa besar loss yang Anda mau tanggung?
Nah katakanlah tadi target profit Anda adalah 9 points setiap hari.
Apabila Anda menghendaki rasio resiko adalah sama maka itu artinya Anda
harus memasang Stop Loss Anda sebesar 9 points juga. Dan kabar buruknya
karena target Anda harus mendapatkan motor bebek seharga 12 Juta Rupiah
dalam jangka waktu 8 bulan maka Anda tidak boleh loss sekalipun dalam
tiap transaksi Anda sekali pun Anda memasang Stop Loss atau target tidak
akan tercapai.
Hggh… tidak mungkin kita tidak pernah loss bukan? Nah untuk
memberikan space ekstra demi terbelinya motor bebek dan adanya
kemungkinan loss dalam beberapa trade maka ada beberapa cara yang dapat
dilakukan.
Pertama adalah menaikan risk to reward ratio Anda dengan
perbandingan reward harus lebih besar dari pada risk nya. Naikkan jadi 2
kali lipat sehingga target profit Anda (TP) menjadi 18 points dan Stop
Loss (SL) nilainya tetap yaitu 9 points. Dengan demikian Sekalipun Anda
loss sebanyak 10 kali dalam setiap bulannya dari 20 kali trade maka
motor bebek tetap dapat diperoleh. Berikut perhitungan detail per
harinya.
Month | Profit (points) |
Loss (points)
|
Total (points)
|
Month 1
|
360 | 180 |
180
|
Month 2
|
360 | 180 | 180 |
Month 3
|
360 | 180 | 180 |
Month 4
|
360 | 180 | 180 |
Month 5
|
360 | 180 | 180 |
Month 6
|
360 | 180 | 180 |
Month 7
|
360 | 180 | 180 |
Month 8
|
360 | 180 | 180 |
GRAND TOTAL |
1440
|
Angka 1440 points tersebut jika di Rupiahkan besarnya adalah Rp 12.384.000,- dengan kurs 1$ = Rp 8600,-
Nah setidaknya target tersebut masih lebih ok untuk tercapai.
Jika Anda merasa SL sebesar 9 points terlalu kecil bagi Anda, silakan
memperbesar SL Anda namun untuk mengimbanginya, perbesar juga TP Anda
sehingga lebih imbang. Rasio 30 points SL dan 60 points TP rasanya juga
baik dan terus terang saya pun merasa lebih cocok dengan SL:TP = 30:60
points. Dengan per risk to reward ratio 1:2 dan SL:TP 30:60 serta
persentase profit : loss dalam sebulan tetap 50:50 maka hasil trading
Anda pada bulan ke 8 adalah sebagai berikut:
Profit (points) |
Loss (points) |
Total (points) |
|
Month 1 |
600 | 300 | 300 |
Month 2 |
600 | 300 | 300 |
Month 3 |
600 | 300 | 300 |
Month 4 |
600 | 300 | 300 |
Month 5 |
600 | 300 | 300 |
Month 6 |
600 | 300 | 300 |
Month 7 |
600 | 300 | 300 |
Month 8 |
600 | 300 | 300 |
GRAND TOTAL
|
2400
|
Nah dalam Rupiah 2400 points besarnya adalah Rp20.640.000,-
Lumayan besar bukan? Setidaknya bukan lagi motor bebek yang bisa Anda
beli tapi sebuah Honda Tiger keluaran terbaru untuk sang istri tercinta.
Ok juga kok rasanya. Suami naik bebek istri naik tiger.
Kalau begitu bukankah lebih baik rasio itu kita perbesar
terus karena dengan demikian jarak SL semakin besar sehingga setidaknya
analisa akan semakin mudah dan tentu saja profit juga semakin besar?
Tunggu dulu kawan. Ingat kita sudah pernah membahas perkara maximum
drawdown dalam kelas Money Management? Nah andaikata 10 kali loss
berturut-turut sebesar 300 points tersebut terjadi dalam trading Anda
dan barulah pada trading ke 11 profit Anda tercapai apakah modal kita
mencukupi? Nah disinilah titik temu diantara keduanya. Semakin besar
modal Anda tentu saja titik SL dan TP juga dapat di perbesar. Namun
untuk rasio SL:TP = 30 : 60 dan persentase profit:loss tiap bulan tetap
sama 50% : 50 % rasanya modal $1000 sudah mencukupi.
Step 1. Menentukan Tipe Trading Anda
Bahasan kali ini adalah untuk menentukan bagaimana tipe Anda
bertrading. Apakah seorang scalper atau seorang day trader atau seorang
swing trader? Ini akan berkaitan erat dengan grafik forex yang Anda
gunakan terutama perihal time frame.
Katakanlah Anda telah menentukan tujuan trading Anda yaitu
sebesar 180 points sebulannya (kembali pada target motor bebek diatas,
yang Honda Tiger silakan cari sendiri bagaimana caranya) maka Anda harus
menentukan bagaimana pola trading Anda kelak. Perihal apa itu swing,
day trader, dan scalper sudah kita bahas pada beberapa kelas sebelumnya
disekolah forex kita tercinta ini.
Jika Anda seorang Swing yang belum tentu satu hari membuka
posisi maka tentu saja target yang dibuat tidak bisa di break per hari.
Adalah lebih bijak untuk mem-breaknya per minggu atau bahkan per bulan.
Dengan perbulan maka target profit bersih Anda menjadi 180 points. Untuk
day trader apa lagi scalper rasanya dapat Anda mem-break-nya menjadi
perhari seperti tabel sebelumnya diatas.
Nah apa yang diingin dibahas dalam tipe trading dan
hubungannya dengan trading system Anda adalah perkara grafik yang akan
Anda gunakan dalam analisa teknikal kelak.
Biasanya seorang trader menggunakan 2 buah time frame dalam
grafik forexnya. Grafik pertama adalah untuk menentukan trend yang
sedang terjadi (trend confirmator) dan biasanya grafik ini menggunakan
time frame yang lumayan besar. Sedangkan grafik kedua adalah grafik
untuk melakukan entry (entry confirmator) pada market sehingga digunakan
time frame yang lebih kecil. Tentu saja definisi besar kecil dalam time
frame disini berbeda-beda bergantung dengan tipe trading Anda.
Jika Anda seorang Swing Trader maka Anda tidak dapat
menggunakan grafik time frame per 15 menit atau 30 menit. Untuk
menganalisa trend biasanya seorang swing trader menggunaka time frame 1D alias harian. Ini
artinya satu candlestick mewakili pergerakan harga selama 1 hari. Kita
sudah membahas apa itu time frame pada saat kita mempelajari candlestick
jauh sebelumnya.
Untuk melakukan entry pada market biasanya seorang Swinger menggunakan time frame 1 jam dalam grafik forexnya. Pergerakan dibawah 1 jam digolongkan bagi “ whipsaw”
bagi mereka. Whipsaw sendiri merupakan istilah di para trader forex
yang kurang lebih merupakan pergerakan mata uang yang hanya menipu atau
bukan menunjukkan trend sebenarnya.
Perhatikan gambar diatas. Bagian yang diberi lingkaran
berwarna merah merupakan area yang dikatakan whipsaw (bergerigi seperti
mata gergaji). Jika satu layar komputer kita hanya melihat area whipsaw
tersebut maka seringkali hal ini mengecoh kita untuk melihat trend
secara global. Mungkin saja whipsaw pada grafik menunjukkan arah turun
sementara major graph menunjukkan arah naik. Nah bisa jadi ini menipu
kita.
Perlu diketahui berapa pun time frame yang Anda gunakan, whip
saw selalu ada. Besarnya saja yang bisa berbeda-beda dari tiap-tiap
time frame. Namun demikian semakin kecil time frame yang Anda gunakan,
semakin banyak whipsaw yang muncul dalam grafik forex Anda. So, watch
out!
Bagi seorang scalper bisa jadi whipsaw pada day trader adalah
major trend bagi mereka. Profit sebesar 30 points sangat berarti bagi
mereka sedangkan bagi seorang swing trader 30 points hanyalah sebuah
whipsaw dan tidak berarti.
Lalu bagaimana dengan day trader? Nah day trader biasanya menggunakan time frame 4h untuk menentukan major trend mereka. Untuk eksekusi mereka terbiasa menggunakan grafik 15M atau 30M (
M = minutes ). Dengan demikian mereka akan mengambil profit tidak
sebanyak seorang swinger namun karena menggunakan time frame yang lebih
kecil maka kesempatan untuk membuka posisi jauh lebih banyak dan profit
pun jadi lebih sering.
Selanjutnya, terakhir seorang scalper. Pada umumnya seorang scalper menggunakan time frame 4h atau 1h untuk menentukan major trend mereka. Untuk eksekusi atau penentu entry, mereka biasa menggunakan time frame 10 atau 5 menit.
Nah, sesuaikan dengan pola trading Anda. Yang jelas besaran
diatas bukanlah sesuatu yang mutlak untuk Anda ikuti. Jika Anda merasa
menjadi seorang day trader juga bisa menggunakan time frame 1D untuk
menentukan trend yang sedang terjadi ya sah-sah saja. Asal tentunya
jangan menggunakan time frame 1W alias satu minggu.
Ok, mari kita sarikan dalam bentuk tabel:
Trading Type
|
Trend Confirmator
|
Entry Confirmator
|
Swing Trader |
1D
|
1h
|
Day Trader |
4H
|
15M or 30M
|
Scalp Trader |
4H or 1H
|
10M or 5 M
|
Untuk mempermudah bahasan kita didepannya baiklah kita
mengandaikan kita adalah seorang day trader yang mengincar motor bebek
seharga 12 Juta dalam jangka waktu 8 bulan kedepan seperti telah
dijelaskan diatas. Nah untuk itu kita akan menggunakan grafik 4h dan 15M
untuk trading kita sehari-hari. Selanjutnya adalah kita harus
menentukan indikator teknikal dan fundamental kita guna membuat mesin
uang kita sendiri!
Step 2. Menentukan Tools Indikator Teknikal dan Fundamental
Ok, bicara kembali pada trading system, tentunya Anda harus
mengetahui bagaimana melakukan analisa dan memperoleh profit dari sana.
Setidaknya Anda memerlukan indikator teknikal dan fundamental untuk
memprediksi 2 hal berikut:
-
Mengetahui trend yang sedang terjadi dengan cepat dan akurat
-
Saat yang tepat untuk melakukan entry
Untuk dapat mengetahui 2 hal diatas, tentu saja analisa
teknikal dan fundamental berperan disini. Yang pertama kali perlu Anda
tentukan adalah indikator teknikal Anda. Sementara untuk fundamental
pilihannya tidak banyak dan cukup ditambahkan belakangan pada sistem
trading kita.
Ok mari kita mulai. Dapat dikatakan ini adalah engine dari
trading system Anda kelak. Pertama untuk dapat mengetahui trend yang
terjadi, kita harus menggunakan time frame yang lebih besar dan
indikator tertentu untuk dapat mengukurnya. Mengapa tidak menggunakan
time frame yang lebih kecil? Time frame yang lebih kecil akan lebih
efektif apabila kita menggunakannya sebagai penentu untuk entry. Bahkan
bila kita menggunakan time frame yang lebih kecil, kita dapat terjebak
oleh whipsaw dari pergerakan harga dikemudian hari.
Seperti kesepakatan semula bahwa diandaikan kita ini adalah
seorang day trader maka kalau begitu time frame untuk menentukan trend
yang terjadi adalah grafik 4H.
Untuk dapat menentukan trend yang terjadi pada sebuah grafik
kita akan menggunakan 2 buah indikator. Satu untuk indikator trend
follower dan satu lagi adalah indikator untuk menentukan titik
Overbought dan Oversold. Anda tidak mau mengalami bahwa trend yang
sedang terjadi ternyata sebentar lagi akan segera berakhir bukan? Nah
untuk itulah kita perlu menambahkan Oscillator.
Untuk trend indicator, kita akan menggunakan Exponential Moving Average
sebagai indikator trend follower. Dan untuk menentukan area-area OB dan
OS kita akan menggunakan Stochastic Oscillator. Untuk periode yang
digunakan, Exponential MA akan kita gunakan dengan periode 5 dan 10.
Sementara itu Stochastic akan menggunakan periode (10,5,5).
Keduanya akan kita plot pada grafik 4H. Hasilnya pada Netdania akan menjadi seperti ini:
Begini cara menggunakannya. Sebuah trend dapat digolongkan naik hanya bila XMA 5 berada diatas XMA 10 dan Stochastic tidak berada pada area OB (overbought) dan juga menunjukkan arah naik.
Sebaliknya donw trend hanya berlaku bila XMA 5 berada dibawah XMA 10 dan Stochastic tidak berada pada area OS (oversold) dan juga menunjukkan arah turun.
Rasanya hal tersebut tidak terlalu sulit bukan? Nah sekarang
kita akan menentukan indikator untuk melakukan entry pembukaan posisi.
Isi indikatornya kurang lebih sama yang berbeda hanyalah aturannya saja.
Kalau timeframe dan seperangkat indikator diatas untuk menetukan trend
kali ini adalah untuk menentukan kapan waktunya kita membuka sebuah
posisi.
Time Frame yang digunakan adalah 15 menit atau dapat juga 30
menit. Indikatornya juga sama namun kali ini kita akan menambahkan satu
lagi indikator Oscillator tambahan. Kita akan menambahkan sebuah
indikator bernama William’s %R dengan periode 14 disini. William’s %R
berguna untuk konfirmator lain bersama dengan Stochastic Oscillator.
Namun kali ini kita tidak akan menggunakan batasan 20-80 dalam
penggunaan William’s %R tetapi batasan 50-50. Jadi jika William’s %R
menunjukkan arah naik dan tidak berada dibawah batasan -50 maka itu
menunjukkan harga sedang bergerak naik menurut Williams.
Dengan demikian gambar yang akan terjadi adalah sebagai berikut :
Lalu bagaimana aturan untuk entry pada 30M time frame ini?
Sederhana. Pertama yang perlu Anda ketahui adalah sebuah posisi Buy atau
Sell tidak akan dilakukan tanpa mengikuti arah dari trend confirmator
pada grafik 4H sebelumnya. Maksudnya begini: bila grafik 4H menunjukkan
kondisi saat ini adalah uptrend maka pembukaan posisi hanya akan mencari
posisi Buy dan posisi Open Sell tidak akan pernah diambil. Sebaliknya
bila grafik 4H menunjukkan arah downtrend maka kita hanya akan mencari
posisi Open Sell saja dan tidak akan pernah membuka posisi Open Buy
seberapa pun bagusnya grafik 1H terlihat naik.
Open Buy akan kita lakukan hanya bila grafik
4H menunjukkan trend naik dan pada grafik 15M, XMA serta Stochastic
menunjukkan arah naik dan William’s %R tidak berada di area -50 hingga
-100. O ya sekedar informasi, rentang pergerakan Wiliam’s %R adalah di 0
hingga -100. Sedikit berbeda dengan RSI atau Stochastic yang berada
pada rentang gerak 0-100.
Open Sell hanya akan kita lakukan bila 4H
menunjukkan trend turun dan XMA serta Stochastic kita menunjukkan arah
turun dan tentunya William’s %R berada pada area -50 hingga -100.
Ok sekarang masalah berita fundamental. Ada beberapa pilihan ketika Anda menghadapi berita fundamental.
-
Membuka posisi sebelum berita fundamental terjadi .
-
Membuka posisi ketika berita fundamental terjadi.
-
Membuka posisi setelah berita fundamental terjadi untuk mengambil harga koreksi.
-
Tidak membuka posisi sama sekali ketika mendekati berita fundamental atau beberapa saat setelah berita fundamental terjadi.
Untuk saat ini baiklah kita mengambil pilihan no 4 saja.
Artinya sebisa mungkin kita akan menghindari berita fundamental dan
tidak membuka posisi beberapa saat sebelum dan setelah berita
fundamental terjadi. Ini untuk memudahkan kita dikarenakan ketika berita
fundamental muncul biasanya harga digerakkan oleh emosi pasar sementara
dan cenderung tidak dapat diprediksi secara teknikal.
Hoplaa, cukup melelahkan untuk menyusunnya. Langkah
berikutnya tidak sesulit langkah kedua ini. Ada beberapa sentuhan akhir
yang akan kita ambil setelah ini.
Step 3. Menentukan Besaran Limit dan Stop Loss
Ok, ini tidak sulit. Hanya ada beberapa trik sederhana yang
akan kita gunakan disini. Yang pertama adalah masalah Limit. Dikarenakan
kita mengincar sebanyak 180 points sebulannya maka setidaknya target
profit per trade haruslah sebesar 9 points (asumsi satu hari satu kali
trading). Namun rasanya 9 points tidak terlalu terasa dan belum lagi
kita harus mempertimbangkan kondisi sepinya market, hari libur, atau
risk to reward ratio.
Namun Saya memiliki ide yang lebih baik untuk menentukan
kapan kita harus melakukan profit taking. Profit taking pada Open Buy
hanya akan kita lakukan bila XMA pada 1H menunjukkan trend turun atau
William’s %R pada 1H berada di area -100 hingga -50.
Untuk Stop Loss rasanya 30 points cukuplah. Kita tidak bisa
menggunakan Stop Loss yang terlalu kecil dikarenakan bagaimana pun harga
membutuhkan rentang yang cukup untuk melakukan pergerakan. Tidak boleh
terlalu kecil sehingga menghalangi rentang gerak harga namun juga tidak
boleh terlalu besar sehngga membuat rugi kita terasa lumayan
“menyakitkan.”
Jika Anda tidak menyenangi skema profit taking yang variabel
demikian, Anda dapat menggantinya dengan 60 points sehingga dengan
demikian risk to reward ratio Anda menjadi 1:2. Oh ya, Anda dapat saja
menggeser Stop Loss Anda ketika profit sudah diperoleh. Misalnya
andaikata dengan menggunakan sistem diatas kita sudah memperoleh profit
sebesar 30 points karena open Buy GBPUSD di 1.9850. Kini harga telah di
1.9880. Anda dapat menggeser Stop Loss Anda di titik 1.9850 dari awalnya
di 1.9820 guna menjaga kemungkinan harga berbalik arah. Dengan demikian
jikalau SL Anda tersentuh sekalipun tidak ada loss yang terjadi.
Step 4. Lakukan Back test.
Ok mari kita lihat sistem yang telah kita buat ini pada
beberapa grafik candlestick yang ada. Anda juga dapat melakukan back
test lainnya untuk memastikan bahwa sistem yang baru saja kita buat
bersama ini berjalan dengan baik dalam berbagai kondisi harga. Back test
(dan juga forward test) memerlukan waktu dan tidak mudah. Dibutuhkan
kesetiaan dalam melakukannya. Kami harapkan ini menjadi PR yang Anda
lakukan untuk menguji sistem trading yang baru saja kita lahirkan
bersama.
Adalah baik untuk melakukan back test dan forward test pada
sistem trading Anda dalam jangka waktu yang cukup. Anda dipersilakan
mencoba forward test pada platform Gain Capital selama 2 bulan untuk
mengetahui bahwa sistem yang Anda bangun cukup akurat dan konsisten.
Berikut adalah beberapa gambar contoh entry dan exit dengan
trading system baru kita. Untuk memudahkan loading dan pengambilan
gambar, time frame 4H tidak dimasukkan disini. It looks good. Believe
me, I don’t do some nonsense here.
Step 5. Lakukan dan Taati Trading System Anda
Ok kita sudah membuat sebuah trading system. Tidak jelek
untuk seorang pemula forex. Dan Anda mungkin sudah mencobanya beberapa
kali dalam demo account Anda. Cukup menjanjikan sepertinya bukan?
Langkah terakhir ketika Anda mengetahui bahwa trading system
yang telah Anda buat menguntungkan adalah menjalankannya dengan
disiplin. Memang rasanya terdengar bodoh jika kita tidak menjalankan
dengan baik sebuah sistem yang mampu memberikan kita profit secara
konsisten setiap bulannya. Namun kenyataannya adalah demikian. Ada lebih
banyak kesulitan untuk menjalankan sebuah trading system dengan
disiplin dibandingkan membuatnya. Itu benar adanya.
Penyebab utamanya adalah persoalan psikologi. Kadang seorang
pemula tidak cukup sabar untuk menentukan secara obyektif bahwa harga
benar-benar sedang dalam trend turun atau sebaliknya. Kesabaran dapat
mencegah Anda melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.
O ya sebelum kita melanjutkan ke kelas berikutnya, Anda
selalu dapat membuat trading system bagi diri Anda sendiri kapan pun
Anda mau. Apa yang dicontohkan diatas bukanlah sebuah jaminan profit
atau juga formula eksak. Diluar sana ada begitu banyak trader yang
menciptakan berbagai formula rahasia bagi trading mereka. Anda pun dapat
membuatnya sendiri! Atau Anda dapat mengubah contoh diatas untuk
dikemudian hari membuat sebuah trading system yang lebih baik
dibandingkan artikel kita kali ini. Kalau lebih baik boleh-boleh saja
Anda mengirimkannya kepada kami. Siapa tahu dapat menggantikan artikel
ini.
Saya ucapkan selamat. Kita bertemu kembali di kelas berikutnya dari Hunting Fox.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar