Pertama kami ucapkan selamat. Anda telah mempelajari modul Sekolah Forex dan kini sampai pada kelas terakhir dari sekolah ini. Mungkin banyak dari Anda berpikir apalagi yang masih bisa Saya pelajari. Saya telah mempelajari analisa teknikal dan fundamental. Juga berbagai ilmu-ilmu praktis forex lainnya sejak Walking Lamb class. Apa lagi?
Benar Anda telah mempelajari begitu banyak analisa dan teknik
bertrading forex. Dan sekarang Kita hanya tinggal melakukan sentuhan
akhir dari cara trading Kita. Namun justru sentuhan akhir ini sangat
penting. Kenyataannya forex memiliki banyak faktor dan variabel yang
tidak boleh ada lewatkan satu pun. Kalau ada satu saja faktor yang Anda
abaikan, katakanlah faktor “X”, maka bisa jadi keseluruhan bangunan
trading Anda akan runtuh karena X tadi. Jadi, simak pelajaran-pelajaran
Hunting Fox disini dengan seksama karena disini Kita mulai masuk ke sisi
praktis forex namun dalam scoop yang lebih makro.
Ok, pelajaran pertama Kita adalah apa yang disebut sebagai Money Management. Jika Forex adalah sebuah bisnis, maka money
management merupakan faktor yang menentukan apakah bisnis yang Anda
jalani adalah bisnis kelas “warung” atau bisnis "profesional"
yang juga dijalankan oleh seorang profesional. Bukankah perbedaan antara
bisnis kelas warung dan profesional ada pada tata kelolanya?
Mari Kita bandingkan antara sebuah toko kelontong dengan
sebuah supermarket. Sama-sama menjual sembako, tapi apa yang membedakan
keduanya? Tentu saja supermarket dikelola dengan manajemen yang rapi dan
mengAndalkan sebuah sistem yang baik. Tidak demikian dengan sebuah toko
kelontong biasa yang apabila pemiliknya masuk angin dan tidak dapat
datang ke tokonya saja maka toko tersebut harus ditutup. Dan mana yang
lebih berhasil? Toko kelontong atau supermarket? Ya tentu saja
supermarket. Jadi, jangan berbisnis dengan model warung. Tapi jalankan
dengan profesional!
Jangan bertrading forex juga dengan model pemiliki warung
kelontong, tapi jalankan dengan model sebuah supermarket. Dan faktor
penentu hal ini dalam forex adalah apa yang disebut dengan money
management ini. Tanpa money management, mungkin Anda akan mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek, namun tidak dalam jangka panjang.
Money management dalam forex kurang lebih adalah sekumpulan
rule yang terintegrasi dalam sebuah trading system mengenai bagaimana
Anda mengontrol keuangan Anda selama bertrading. Tentu saja hal ini
mutlak Anda miliki. Praktisnya, money management menyangkut hal-hal
berikut ini:
- Initial Margin dan Margin Added (bila ada).
- Besar resiko per transaksi yang bersedia Anda tanggung.
- Maximum Drawdown
- Risk to Reward Ratio
1. Initial Margin & Margin Added
Initial margin adalah modal awal yang hendak Anda setorkan
pada pialang untuk bertrading. Sedangkan margin added adalah modal
tambahan yang mungkin Anda tambahkan untuk Anda bertrading/
mempertahankan posisi yang terfloating bila ada dikemudian hari.
Dari dua hal ini dapat dilihat bahwa money management bermula
bahkan sebelum Anda bertrading dan membuka posisi Anda yang pertama.
Sama halnya dalam bisnis-bisnis lainnya, modal memegang peranan penting
dalam trading Anda dikemudian hari. Mereka yang bertrading dengan modal
$5000 tentu saja berbeda cara tradingnya dengan yang bermodal $500.
Beberapa pialang memang menerapkan minimum pembukaan account
yang sangat murah. Bahkan di Gain Capital sendiri minimum pembukaan
account forex hanyalah sebesar $250. Sangat kecil sekali. Namun ini
bukan berarti kami menyarankan Anda bertrading dengan modal minim.
Bagaimana pun modal kecil menuntut kecermatan dan kesabaran dalam
membuka sebuah posisi beserta resiko yang harus Anda tanggung tentu saja
lebih besar.
Ambilah contoh demikian, jika Anda membuka account forex Anda sebesar $250. Maka dengan membeli 1 lot
GBPUSD di harga 1.9700. Dengan demikian margin jaminan perlotnya adalah
$197. Maka sisa dana Anda sekarang menjadi $250-$197 = $53. Nah $53
inilah dana yang Anda miliki untuk mempertahankan pergerakan posisi
Anda.
Jika beberapa jam setelah Anda membuka posisi BUY di 1.9700
tersebut harga turun ke 1.9647 (turun 53 points dari posisi awal Anda),
maka akan terjadi Margin Call.
Posisi Anda akan tertutup otomatis oleh sistem dikarenakan kurangnya
jaminan. Dalam keadaan ini Anda harus menanggung kerugian sebanyak 53
points atau nilainya sama dengan 53 Dollar.
Sialnya jikalau setelah harga turun ke 1.9647 beberapa hari
kemudian harga malah melonjak tinggi ke 1.9800. Tentu saja jika Anda
tidak mengalami margin call sebelumnya maka Anda akan memperoleh
keuntungan sebesar 100 Dollar per lotnya. Mimpi tinggalah mimpi.
Dikarenakan kurangnya modal, kesempatan profit Anda berubah menjadi
sebuh mimpi buruk bernama margin call.
Kejadian itu tidak perlu terjadi Andaikata misalnya Anda
memulai trading Anda dengan modalh $1000. Dengan membuka posisi 1 lot
buy di 1.9700 dan kemudian harga turun ke 1.9647 maka Anda masih
memiliki sisa dana sebanyak $750 Dollar lagi. Artinya kalau harga turun
ke 1.8897 barulah margin call terjadi. Sesuatu yang sangat sulit terjadi
dalam beberapa hari pergerakan bagi GBP (dan juga mata uang lainnya).
Nah dari sini Anda mengerti perbedaannya antara bertrading
dengan modal minim dan bertrading dengan modal cukup bukan? Bagaimana
pun modal tidak dapat dibohongi. Tanpa modal yang cukup, bagi seorang
pemula forex, itu sama saja maju berperang tanpa mempersiapkan
pertahanan yang cukup.
Lalu apakah bisa Saya memulai trading Saya dengan modal terbatas misalnya $250 dan memperoleh profit?
Bisa! Namun dibutuhkan analisa yang cermat dan kesabaran
ekstra bagi Anda. Dalam contoh kasus diatas, maka tentu saja Anda harus
cukup bersabar untuk menunggu harga turun lebih jauh lagi dibawah level
1.97 guna menghindar MC pada account Anda. Hal ini memang
gampang-gampang susah. Bahkan bagi seorang profesional sekalipun.
Masalahnya apakah mungkin setelah harga mencapai level 1.9700 dia akan
terus turun ke 1.9650? Atau jangan-jangan setelah turun ke 1.9700 maka
harga akan segera melonjak naik ke 1.9800 dan dengan demikian Saya
kehilangan kesempatan memperoleh profit. Butuh kesabaran ekstra dan
permainan yang sangat cermat. Sedikit saja meleset maka bubarlah
semuanya.
Nah daripada Anda stress karena minimnya modal dan selalu
terancam margin call memang disarankan untuk membuka trading dengan
modal yang mencukupi. Berapa? Jika Anda hanya membuka 1 lot setiap kali
bertrading dan tidak akan membuka posisi baru hingga 1 lot tersebut
mencapai profit atau menyentuh stop loss Anda, maka disarankan untuk
memulainya dengan modal $1000. Jika Anda hendak membuka 2 lot dalam satu
kali transaksi maka tinggal di kali kan 2 menjadi $2000. Sederhana
bukan? Dengan dana yang cukup, Anda memiliki sedikit kebebasan untuk melakukan manuver-manuver dalam trading Anda dan mengurangi beban psikologis karena terbatasnya modal.
Tentu saja semakin besar akan semakin baik. Apalagi innitial
margin Anda besarnya $10.000 dan pembukaan posisi hanya sebanyak 1 lot.
Ya tidak perlu pasang Stop Loss pun rasanya tidak akan terkena margin
call. Cukup makan interest rate yang besarnya kurang lebih 2000 Rupiah
seharinya. Ya lumayanlah, Rp 720 Ribu dalam setahun. Belum kalau posisi
Kita profit.
Itu yang dimaksud dengan bagaimana perhitungan innitial
margin. Jadi, rencanakan baik-baik bagaimana Anda bertrading kelak.
Dalam demo account biasanya Anda diberikan dana virtual sebesar $2000
untuk bertrading. Seringkali mereka yang mencoba demo account memperoleh
profit yang besar dan ketika mereka mencobanya pada real account
boro-boro profit, yang ada dana langsung hilang karena rugi besar.
Masalahnya dimana? Perbedaan yang paling sering terjadi adalah modal
awal mereka pada real account ternyata tidak sama dengan dana yang
disediakan pada virtual account. Mereka yang tidak menyadari hal ini
kemudian terjebak untuk mengadu peruntungan mereka dengan alasan toh
pada demo account mereka sudah profit. Lalu mereka memulai trading
mereka hanya dengan sebesar $500! Ya tentu saja rugi!! Besarnya tahanan
yang dimiliki $2000 dengan $500 tentu saja beda. Ah betapa naifnya.
Perihal margin added, beberapa orang lebih menyukai untuk
menyetorkan innitial margin mereka dengan jumlah secukupnya dengan
alasan bahwa jika dikemudian hari account mereka terancam margin call
maka mereka dapat menambahkan dana ( injection istilahnya ) guna
menahannya. Ya boleh-boleh saja. Sah dan legal kok.
Hanya dalam hal ini ada beberapa faktor yang perlu Anda perhatikan:
- Waktu antara penyetoran hingga dana efektif masuk ke account Anda biasanya 1 hingga 2 hari. Pertimbangkan dengan masak jangan sampai margin call terjadi dalam 2 hari kedepan. Jadi lakukan injection jauh-jauh hari untuk amannya.
- Bagi yang gemar injection, Anda harus tahu sampai batas mana Anda hendak berhenti melakukan injection. Ini untuk mencegah terjadinya kerugian yang tak terkendali dikarenakan Anda menggunakan uang apa saja yang ada di dompet untuk injection. Kita sudah membahas di awal-awal pelajaran Kita bahwa harus ada batas dimana Kita berhenti dikarenakan ternyata rugi yang terlalu besar dengan berbagai faktor yang tidak/ terlalu sulit di atasi.
- Pertimbangkan juga biaya transfer antar bank luar negeri yang besarnya kadang bisa mencapai 20 Dollar. Ya lumayanlah biayanya.
- Apakah setidaknya kemungkinan profit dapat tercapai apabila Anda melakukan injection?
Nah apabila Anda bersedia menanggung faktor-faktor diatas,
tidak menjadi masalah apabila injection dilakukan. Selama itu masih
dalam batas kontrol investasi dan membuka kesempatan untuk mendapatkan
profit, lakukanlah.
2. Besarnya Resiko per Trade yang Bersedia Anda Tanggung
Resiko per trade artinya apabila sekali Anda membuka posisi,
berapa besar batasan loss yang mau Anda tanggung jika seandainya posisi
Kita berlawanan dengan market? Kelak hal ini akan berkaitan dengan
bagaimana Anda membangun sebuah trading system.
Bagaimana pun dalam setiap kali transaksi Kita harus
menyadari bahwa tidak selamanya analisa Kita benar. Meskipun kadang
benar namun bisa juga time frame yang Kita gunakan keliru. Artinya
andaikata Kita memprediksi harga naik dalam 2 jam kedepan ternyata
kenaikan baru terjadi setelah 2 hari kemudian. Atau bahkan tidak naik
sama sekali hingga Kita mengalami kerugian.
Kendala yang dihadapi pemula adalah seringkali Kita tidak
bersedia untuk mengatakan bahwa Kita keliru dan menutup posisi Kita yang
loss. Dengan demikian Kita menunggu hingga harga berbalik kembali yang
entah kapan terjadinya. Mungkin berbalik. Tapi perkara menunggu harga
berbalik sesuai dengan yang Kita harapkan seringkali menjadi waktu-waktu
yang penuh frustrasi. Kadang bisa sebulan. Lainnya yang lebih buruk
harga tidak pernah kembali dalam waktu selama 6 bulan.
Andaikata Anda membuka sebuah posisi Open Sell GBP pada
1.8830 pada 20 Oktober 2006 dan tidak memasang Stop Loss. Kalaupun dana
Anda tidak terbatas jumlahnya, Anda harus menunggu sampai waktu yang
tidak diketahui lamanya supaya harga kembali ke titik tersebut karena
sampai tulisan ini dibuat yaitu 21 Mei 2007 harga GBPUSD masih ada di
kisaran 1.9700! Perhatikan gambar dibawah ini yang ditandai dengan garis
putus-putus berwarna hitam. Itu adalah saat dimana harga berada di
1.8830 sedangkan garis putus-putus berwarna biru adalah posisi harga
GBPUSD pada saat gambar diambil.
Maksud dari point ini adalah: Stop Loss itu penting. Dan itu
merupakan bagian dari money management. Tanpa itu maka trading Kita
seperti sebuah kendaraan tanpa rem. Anda dapat melaju secepat Anda mau
tapi tentu ada saatnya dimana Kita ingin berhenti bukan?
3. Maximum Drawdown
Yang dimaksud dengan maximum drawdown adalah berapa besarnya
loss berturut-turut yang mungkin terjadi dalam trading Anda. Mari Kita
mulai dengan sebuah perumpamaan: Katakanlah Kita memiliki sebuah trading
system yang mampu memberikan akurasi profit sebesar 70% dalam tiap
bulannya. Artinya dalam satu bulan maka kemungkinan Kita memperoleh
profit dari model trading yang Kita miliki adalah 70% dan 30% lainnya
adalah loss. Atau dalam 100 kali transaksi maka 70 kali posisi yang Kita
buka adalah untung dan 30 lainnya rugi. Lumayan bagus bukan?
Tetapi itu saja tidak cukup. Money management menentukan
disini. Bagaimana apabila Kita mengalami loss yang 30 kali itu secara
berturut turut? Jadi dari trade pertama hingga trade ke tiga puluh Kita
mengalami loss dan barulah trade ke 31 hingga ke 100 profit Kita
peroleh. Nah masalahnya apakah dana yang tersisa setelah trade ke 30
masih mencukupi untuk bertransaksi di trade ke 31 dan seterusnya? Inilah
yang dimaksud dengan drawdown. Berapa besarnya drawdown maksimum yang
mungkin terjadi?
Mungkin ada diantara Anda yang berkata: “Wah tidak mungkin
Saya mengalami loss 30 kali berturut-turut!” Kenapa tidak? Bukankah Kita
bukan dewa? Atau tidak perlu 30 kali 10 kali saja mungkin sudah membuat
Kita berpikir berulang kali dengan sistem trading Kita.
Ok, kembali ke kasus 30 kali loss berturut-turut itu. Jadi bagaimana solusinya? Solusinya ada beberapa cara:
Memperbaiki sistem trading Anda sehingga tidak lagi menjadi 70:30 misalnya menjadi 90:10.
Kelihatannya memang sangat baik bukan? Tapi ini jelas tidak
mudah. Memiliki sistem yang mampu memprediksi 90 persen pergerakan harga
dengan akurat tentu membutuhkan waktu yang tidak singkat kalau tidak
mau Kita katakan bertahun-tahun. Ya ini memang solusi teoritis
terbaiknya namun secara realistis ini sulit.
Solusi 1: Memperbesar modal
Solusi 2: Memperkecil loss per transaksi
Mari Kita lihat contoh kasus berikut ini. Katakanlah Kita
menggunakan modal sebesar $1000 dan hanya membuka posisi sebanyak 1 lot
tiap kali transaksinya. Mari Kita lihat bagaimana perbandingannya
apabila Kita mengalami drawdown sebanyak 30 kali (hegh… drawdown 30 kali
memang benar-benar membuat Kita tenggelam. Bahkan Saya yang
menuliskannya pun tidak dapat membayangkan apabila itu menimpa Saya.
Untunglah belum pernah terjadi pada Saya hehehe :)
Transaksi ke
|
Total Modal ($)
|
10% dari total dana ($)
|
Total Modal
|
5% dari total dana
|
1.
|
1000
|
100
|
1000
|
50
|
2.
|
900
|
90
|
950
|
48
|
3.
|
810
|
81
|
903
|
45
|
4.
|
729
|
73
|
857
|
43
|
5.
|
656
|
66
|
815
|
41
|
6.
|
590
|
59
|
774
|
39
|
7.
|
531
|
53
|
735
|
37
|
8.
|
478
|
48
|
698
|
35
|
9.
|
430
|
43
|
663
|
33
|
10.
|
387
|
39
|
630
|
32
|
11.
|
349
|
35
|
599
|
30
|
12.
|
314
|
31
|
569
|
28
|
13.
|
282
|
28
|
540
|
27
|
14.
|
254
|
25
|
513
|
26
|
15.
|
229
|
23
|
488
|
24
|
16.
|
206
|
21
|
463
|
23
|
17.
|
185
|
19
|
440
|
22
|
18.
|
167
|
17
|
418
|
21
|
19.
|
150
|
15
|
397
|
20
|
20.
|
135
|
14
|
377
|
19
|
21.
|
122
|
12
|
358
|
18
|
22.
|
109
|
11
|
341
|
17
|
23.
|
98
|
10
|
324
|
16
|
24.
|
89
|
9
|
307
|
15
|
25.
|
80
|
8
|
292
|
15
|
26.
|
72
|
7
|
277
|
14
|
27.
|
65
|
6
|
264
|
13
|
28.
|
58
|
6
|
250
|
13
|
29.
|
52
|
5
|
238
|
12
|
30.
|
47
|
5
|
226
|
11 |
Perhatikan bahwa pada drawdown ke 30, dana yang tersisa
dengan menggunakan 10% dari total modal maka tersisa hanya sebesar 47$.
Sedangkan dengan menggunakan 5% tersisa 226$. Berbeda 5 kali lipat!
Dengan sisa dana $47, apa yang bisa Kita lakukan? Bahkan untuk membeli
AUDUSD sebanyak 1 lot pun tidak bisa. Hanya injection yang bisa.
Dengan demikian maka kesimpulannya semakin kecil persentase
modal yang digunakan semakin aman trading Kita jadinya. Namun tentu saja
ada kendala-kendala yang perlu Anda lalui untuk dapat mencapai
persentase yang kecil seperti itu. Diantaranya adalah sanggupkah Anda
bertrading dengan Stop Loss yang lebih sempit dari biasanya? Nah ini
perlu dipertimbangkan lagi.
Lalu berapa persentase terbaik? Beberapa trader profesional
mengatakan besaran terbaik adalah dibawah dari 2%! Jadi 5% tadi masih
terlalu besar sesungguhnya. Dengan 2% apabila Anda memiliki modal
sebesar $1000 maka Stop Loss Anda perlu digeser menjadi hanya 20 points
saja. Sangat kecil bagi seorang Swing Trader. Tapi itu adalah persentase
yang benar. Artinya jika Anda hendak bermain swing maka gunakan dana
yang lebih besar. Ingat, modal tidak bisa dibohongi.
4. Risk to Reward Ratio
Risk to reward ratio merupakan perbandingan antara resiko
yang Anda ambil dengan keuntungan yang diperoleh setiap kali membuka
posisi. Dalam prakteknya nanti ini akan diterjemahkan berapa points
besar Stop Loss dan Limit yang Anda gunakan setiap kali sebuah posisi di
ambil.
Para trader pemula acap kali menentukan besaran Limit mereka
namun sama sekali tidak menggunakan Stop Loss. Alasannya: kalau
menggunakan Stop Loss dan Limit, lebih sering Stop Loss-nya yang
tersentuh sehingga sering rugi. Jadi akhirnya kebanyakan pemula
bertrading dengan menggunakan Limit namun melupakan Stop Loss mereka.
Nah ini jadi gejala klasik yang terjadi hampir di seluruh
trader pemula. Sebenarnya sah-sah saja Kita bertrading dengan cara
demikian. Sisi positif trading seperti ini adalah moral Kita akan
semakin membaik dari hari ke hari dikarenakan setiap posisi yang diambil
lebih banyak profitnya dan tidak pernah loss bahkan.
Namun dari sisi risk to reward ratio, hal ini benar-benar
membahayakan sang trader sendiri. Katakanlah Limit yang diambilnya
adalah sebanyak 30 points. Dengan tidak memasang Stop Loss maka
perbandingan keuntungan dan resiko menjadi 30: ~ alias
30 points berbanding tak berhingga. Ini dikarenakan apabila resiko
benar-benar terrealisasi maka itu artinya seluruh dana Anda akan habis
dikarenakan batasan resiko itu sendiri adalah Margin Call.
Rasio seperti ini benar-benar tidak masuk akal rasanya. Dari
100 kali Kita bertransaksi dan 99 kali Kita menang lalu dengan hanya
satu kali transaksi kita mengalami kesalahan fatal maka seluruh
keuntungan dan modal Kita hilang lenyap! Dunia forex penuh dengan
kuburan trader pemula model seperti ini. Siapa mau menyusul? Hihihi,
bukan menakut-nakuti lho, ini demi kepentingan Anda juga supaya mengerti
bahwa bertrading itu ada resiko yang perlu dikendalikan.
Nah dengan demikian adalah penting untuk mengatur Risk to
Reward Ration Anda dengan benar. Jadi lupakan bertrading tanpa adanya
Stop Loss! Jika dalam trading Anda Stop Loss Anda acap kali tersentuh
maka mungkin memang Anda perlu mengatur ulang sistem trading dan
penentuan Stop Loss serta limit Anda. Intinya, jangan salahkan
keberadaan Stop Loss apabila posisi Anda terlikuidasi karenanya.
Keberadaan Stop Loss disini adalah untuk membatasi kerugian Anda dan
bukan untuk membankrutkan Anda.
Jadi, berapa perbandingan Risk to Reward yang baik? Tentu
saja semakin besar reward dan semakin kecil risk adalah pilihan yang
paling baik. Coba perhatikan contoh kasus berikut ini:
Andaikata Anda menentukan Risk Anda adalah 30 points
sedangkan Reward Anda adalah 60 points maka dengan modal $1000 dan ada 1
lot saja posisi yang terbuka tiap kali transaksi. Katakanlah dalam 50
kali transaksi Anda mengalami loss sebanyak 30 kali dan profit sebanyak
20 kali maka pada akhir transaksi Anda yang ke-50 Anda masih terhitung
profit meskipun dari sisi jumlah transaksi lebih banyak loss daripada
profitnya:
Transaksi
|
30 Points Loss
|
60 Points Profit
|
0
|
1000
|
-
|
1
|
970
|
-
|
2
|
940
|
-
|
3
|
910
|
-
|
4
|
880
|
-
|
5
|
850
|
-
|
6
|
820
|
-
|
7
|
790
|
-
|
8
|
760
|
-
|
9
|
730
|
-
|
10
|
700
|
-
|
11
|
670
|
-
|
12
|
640
|
-
|
13
|
610
|
-
|
14
|
580
|
-
|
15
|
550
|
-
|
16
|
520
|
-
|
17
|
490
|
-
|
18
|
460
|
-
|
19
|
430
|
-
|
20
|
400
|
-
|
21
|
370
|
-
|
22
|
340
|
-
|
23
|
310
|
-
|
24
|
280
|
-
|
25
|
250
|
-
|
26
|
220
|
-
|
27
|
190
|
-
|
28
|
160
|
-
|
29
|
130
|
-
|
30
|
100
|
-
|
31
|
-
|
160
|
32
|
-
|
220
|
33
|
-
|
280
|
34
|
-
|
340
|
35
|
-
|
400
|
36
|
-
|
460
|
37
|
-
|
520
|
38
|
-
|
580
|
39
|
-
|
640
|
40
|
-
|
700
|
41
|
-
|
760
|
42
|
-
|
820
|
43
|
-
|
880
|
44
|
-
|
940
|
45
|
-
|
1000
|
46
|
-
|
1060
|
47
|
-
|
1120
|
48
|
-
|
1180
|
49
|
-
|
1240
|
50
|
-
|
1300
|
Perhatikan meskipun Anda lebih banyak mengalami loss dari 50
kali transaksi namun secara agregat kondisi keuangan trading Anda
tetaplah profit sebesar 300 Dollar! Bukankah ini adalah hal yang luar
biasa ? Di akhir transaksi ke 50, dana yang Kita miliki telah mencapai
1300 Dollar dari sebelumnya 1000 Dollar.
Hal ini mungkin terlihat sederhana. Namun demikian banyak
trader melewatkannya dan berujung pada tidak terencananya sebuah trading
dengan baik. Akibatnya ya tentu saja loss menanti. Loss, loss dan
akhirnya Total Loss! Sampai ketemu di kelas berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar