Presiden ECB Mario Draghi memperingatkan tekanan atas ekonomi masih ada, alhasil terlalu dini bicara soal bagaimana dan kapan ECB menghentikan program likuiditasnya
Berusaha mengimbangi inflasi tinggi, di tengah kenaikan harga komoditas, dan membantu ekonomi yang lesu, ECB mempertahankan suku bunganya di 1% untuk empat bulan berturut-turut. Pasca keputusan itu, Draghi mengatakan, dalam jumpa pers, ECB perlu waktu untuk melihat efek maksimal dari operasi likuiditasnya.
Ia menolak desakan agar mulai mempersiapkan exit strategy, usul yang dilontarkan oleh Presiden Bundesbank Jens Weidmann. “Melihat tingginya pengangguran dan lesunya ekonomi, belum waktunya untuk membahas penghentian bantuan ke sistem finansial Eropa,” katanya. Meski tidak mengindikasikan ada peluang untuk menambah program itu, pernyataan Draghi soal ekonomi dan risiko tekanan (downside risks) yang membuat pasar menghantam euro.
Pernyataan Draghi soal ekonomi itu menyusul serangkaian data yang mengindikasikan zona euro semakin dekat ke resesi. Inflasi memang melambat ke 2,6% di Maret, tapi masih di atas target 2% ECB. Kondisi ekonomi yang suram berarti ECB tidak bisa mensinyalkan kenaikan rate atau exit dari program likuiditas.
ECB menggelar operai likuiditas, atau yang dinamakan Long Term Refinancing Operation (LTRO), sebanyak 2 kali, yaitu pada 21 Desember 2011 dan 29 Februari 2012, dengan total kucuran dana mencapai 1 triliun euro. Program pinjaman ini membantu mengembalikan kepercayaan bank Eropa, yang sempat takut saling meminjamkan. Tak lama setelah operasi itu, biaya pinjaman pemerintah turun, indikasi bank menggunakan dana itu untuk membeli surat utang pemerintah.
Namun, akhir-akhir ini, biaya pinjaman di beberapa negara, termasuk Spanyol dan Italia, merangkak naik lagi. Menurut Draghi, tekanan pasar itu adalah pertanda investor ingin melihat perbaikan lebih cepat dari zona euro, termasuk pemangkasan defisit dan peningkatan daya saing. “Sebenarnya pasar menuntut semua untuk membuktikan, perbaikan fiskal maupun struktural, tidak hanya di Spanyol,” katanya.
Sumber : Strategydesk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar