Pada perdagangan akhir pekan lalu, ditutup pada area memerah atau melemah kembali terkait dengan akan kurang bergairahnya perekonomian di China disertai dengan penguatan mata uang regional terhadap dollar.
Perekonomian China nampak akan mengalami kontraksi kedepannya dimana penjualan retail kemudian perkembangan tingkat pinjaman perbankan juga mengalami penurunan disertai dengan inflasi yang tak terlalu menaik, sehingga butuh kebijakan-kebijakan yang lebih improve lagi bagi Beijing agar perlambanan ekonomi di China tak akan terjadi pada sisa-sisa kuartal tahun ini.
Hal inilah yang membuat ketiga bursa utama Asia takluk dan berserah pada aksi jual yang cukup besar lagi setelah kondisi di zona euro yang kurang kondusif dan mengancam masa depan ekspor Asia ke Uni Eropa disertai pula mata uang regional seperti yen yang masih terlihat menguat sehingga sector eksporter Asia cukup sulit untuk keluar dari situasi yang tak mengenakkan ini.
Selain sector eksporter yang terimbas krisis Eropa, sector perbankan Asia juga mengalami tekanan kali ini karena ancaman system perbankan yang error tentu akan menghambat laju kinerja perbankan di Asia juga terindikasi juga pertumbuhan tingkat pinjaman juga mulai mengendur plus penjualan property Asia juga sedang lesu.
Kemungkinan besar bursa Asia pada perdagangan Senen ini, akan diawali dengan kondisi yang agak negatif lagi mengikuti pergerakan bursa DowJones Sabtu lalu yang juga ditutup agak negatif terkait dengan kasus JP Morgan yang kalah transaksi di pasar CDS London senilai $ 2 miliar.
Hangseng kemungkinan akan bergerak pada level 19680-19900 dan Kospi paling tidak mempunyai area harga antara 252-255. Untuk Nikkei kemungkinan akan bergerak di level 8800-9000.
Sumber : financeroll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar