Jika diterapkan pada metatrader 4 :
Perihal kegunaannya, RSI dapat kita gunakan untuk mengetahui hal-hal berikut ini:
-
Divergence positif / negatif
- Momentum pergerakan harga
- Kondisi overbought / oversold
Namun diantara ketiga kegunaan diatas, kegunaan pertamalah
yang paling sering dipakai oleh para trader terutama karena sisi
kemudahannya sehingga interpretasi RSI tidak bias antara satu trader
dengan trader lainnya.
Cara pengidentifikasian kondisi overbought / oversold dengan
RSI sangatlah sederhana. Sederhana namun belum tentu mudah. Aturan umum
yang berlaku adalah kondisi overbought diperoleh bila RSI memotong garis
70 dan oversold bila RSI memotong garis 30. Beberapa buku juga
merekomendasikan 20-80 sebagai batasan OB dan OS. Bisa saja untuk mata
uang tertentu dalam kondisi tertentu batasan overbought / oversold
berada pada 40-60, jadi bergantung mana yang sesuai. Lagi-lagi perlu
dilakukan trial and error. Namun demikian sebagai sedikit panduan, RSI
akan semakin akurat digunakan pada kondisi pasar yang efisien dan
stabil. Sampai saat ini, pasar forex merupakan pasar yang paling stabil
dan efisien dalam pergerakannya (harga lebih ditentukan oleh market dan
sangat likuid). Jadi, sedikit banyak batasan 30-70 masih berlaku disini
walaupun tidak mutlak.
Pada gambar, bagian diatas yang diraster dengan warna kuning
adalah daerah OB dan OS pada RSI yaitu diatas 70 dan dibawah 30.
Perhatikan ketika RSI berada pada area-area tersebut maka harga akan
segera berbalik kembali seperti pada bagian yang diberi lingkaran.
Perihal bagaimana harga berlaku ketika situasi OB dan OS terjadi, kita
telah mempelajarinya pada chapter 3 di kelas Walking Lamb ini. Wuah
menarik bukan? Sebuah indikator yang mampu mengetahui kapan harga
berbalik! Berterima kasihlah pada J.W. Wilder untuk hal ini.
The Centerline Crossover
Seperti juga pada MACD yang dapat digunakan untuk mengukur
kekuatan momentum kenaikan/penurunan harga, RSI juga dapat digunakan
untukhal yang sama. Bedanya jika pada MACD crossover terjadi pada garis
nol maka pada RSI pada garis 50.
Cara membaca kekuatan momentum suatu harga sama seperti pada
MACD yakni bila garis RSI menembus centerline (garis 50) dari bawah maka
sedang terjadi trend kenaikan. Besarnya momentum sebanding dengan besar
nilai RSI yang terjadi. Demikian juga berlaku sebaliknya. Mari kita
perjelas dengan satu gambar:
Perhatikan bagian yang diberi tanda lingkaran merah. Nampak
ketika RSI juga menyentuh centerline dari bawah keatas maka harga
bergerak naik dan sebaliknya ketika garis RSI menembus centerline dari
atas kebawah maka harga cenderung mengarah turun. Memang ada
situasi-situasi tertentu dimana sinyal ini tidak berlaku dikarenakan hal
tersebut merupakan false signal pada RSI yang akan kita bahas pada sub
judul setelah ini. Namun dengan centerline crossover ini maka akan
sangat membantu kita dalam menentukan kondisi beli dan jual.
False Signal pada RSI
Jangan menggunakan RSI sebagai indikator Anda tanpa membaca
bagian ini terlebih dahulu!! Mengapa? Jika Anda cukup cermat
memperhatikan gambar-gambar yang disajikan di atas pasti beberapa di
antara Anda bertanya, mengapa ada beberapa keadaan dimana apa yang
dikatakan RSI berbeda dengan keadaan yang sebenarnya?
Inilah yang disebut false signal alias sinyal palsu. Jika
kita telusuri dari rumus RSI mula-mula dapat kita ketahui bawha pada
dasarnya RSI bergerak dengan sangat sensitif. Sebuah indikator yang
sensitif memungkinkan kita memiliki banyak “anjuran” untuk Buy/Sell
menurut indikator yang bersangkutan. Itu keuntungannya. Namun itu pun
menjadi sekaligus bumerang bagi kita karena dengan semakin banyaknya
anjuran yang ada maka akan semakin banyak kesempatan untuk terjadi
anjuran yang menyesatkan yang membawa kerugian besar.
Oleh banyak chartist,
RSI tidak digunakan sendirian sebagai indikator utama karena sifat
sensitifnya itu. RSI lebih sering dipakai sebagai penguat anjuran oleh
indikator lain.
Lalu adakah cara untuk menghilangkan false signal pada RSI
atau setidaknya mengurangi kepalsuan si RSI ini? Ada. Tentu saja ada.
Cara yang paling sederhana adalah mencari periode yang terbaik pada RSI
yang hendak kita gunakan. Seperti kita ketahui bersama bahwa semakin
besar periode sebuah indikator maka sifat sensitifitas akan semakin
bekurang. Hal ini juga berlaku pada RSI dengan demikian kita dapat
menggunakan RSI dengan periode sedikit lebih besar dari biasanya yaitu
14. Atau dapat juga menggunakan periode diatas itu, misalnya periode 18.
Nah, periode mana yang cocok, silakan Anda yang tentukan sesuai selera masing-masing. Belajar Forex sendiri jika hendak menggunakan RSI biasanya menggunakan periode 10 atau 14, namun saya kembalikan lagi pada Anda sebagai pembaca.
Cara lainnya lagi adalah mengurangi sifat sensitifitas RSI
dengan memangkas bagian-bagian RSI yang terlalu keriting. Caranya dengan
memberikan penghalus pada RSI menggunakan SMA.
Pada gambar diatas saya menggunakan SMA 3 periode untuk menghaluskan RSI yang terlalu keriting. Terlihat bahwa grafik kini menjadi lebih halus dan kita cukup memperhatikan SMA pada RSI ini saja untuk mengetahui kondisi OB dan OS pada RSI. Dalam penggunaan SMA pada RSI, perlu dipahami untuk tidak menggunakan periode yang lebih besar dari 5 dikarenakan akan merusak keunggulan RSI itu sendiri yaitu sensitifitasnya. Jadi, cukup gunakan periode 1-5 dari SMA saja.
Penghalusan grafik ini sangat berguna bagi indikator RSI yang
dapat sering kali “hanya mampir” sebentar pada area OB dan OS atau pun
menembus centerline hanya sesaat saja. Dalam keadaan demikian, SMA akan
meredamnya sehingga kurva menjadi lebih halus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar