Pada kuartal I 2012, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mendapatkan pinjaman sebesar US$ 150 juta dari The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ. Pinjaman ini akan digunakan untuk mendanai rencana investasi di sektor energi, baik investasi di pasar modal maupun investasi di sektor riil. Pinjaman yang diperoleh perusahaan ini memiliki jangka waktu selama empat tahun dengan bunga London Interbank Offered Rate (LIBOR) plus 7%.
Perusahaan tetap mencari pinjaman dana untuk merealisasikan berbagai proyek yang ditangani. Tahun ini perusahaan akan mulai mengerjakan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Sangatta, Kalimantan Timur. Perusahaan juga mulai mengerjakan pembangunan PLTU Kuala Tanjung di Sumatera Utara.
Ke depan, perseroan akan melakukan pembangunan PLTU Tanjung Jati A pada tahun ini dengan nilai US$ 2 miliar. Perusahaan juga akan mulai membangun proyek tangki bahan bakar minyak untuk anak usahanya, PT Bakrie Energi International. Pendanaan proyek ini akan dicari perusahaan bersama pemegang saham lainnya.
Sementara dalam waktu dekat Bakrie & Brothers juga berencana menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah tahun ini. Hingga kini, perusahaan masih membahas struktur penerbitan obligasi. Sebagai perusahaan investasi, aset yang dimilikinya berbeda dengan perusahaan non-investasi. Namun, investor tetap meminta jaminan jika perusahaan menerbitkan obligasi. Jika tanpa jaminan, perusahaan akan kesulitan dalam menerbitkan obligasi.
Semula Bakrie & Brothers berencana menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah sebesar Rp 1 triliun pada akhir 2011 dengan menggunakan buku laporan keuangan kuartal III 2011. Penerbitan obligasi ini dilakukan sebagai salah satu cara refinancing utang perusahaan. Pilihan penerbitan obligasi rupiah ini dipilih karena likuiditas dalam negeri sedang bagus.
Dana penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk melakukan refinancing utang yang akan jatuh tempo pada awal 2012. Bakrie & Brothers memiliki utang sebesar US$ 597 juta kepada Credit Suisse yang jatuh tempo pada Maret 2012. Selain menerbitkan obligasi, perusahaan juga akan mengurangi utang jangka pendek dan menggantinya dengan utang jangka panjang.
Pada tahun ini, perusahaan berencana mengurangi jumlah utangnya sebesar Rp 1,5 triliun. Hingga 10 April 2012, utang Bakrie & Brothers tercatat Rp 5,7 triliun. Jumlah utang ini sudah turun drastis dari posisi tiga tahun lalu yang mencapai Rp 11 triliun.
Sumber : Financeroll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar